Jumat, 17 Mei 2013

seminar nasional membangun budaya digital di perguruan tingg

Seminar Nasional dan Sosialisasi Membangun Budaya Digital di Perguruan Tinggi

Rabu, 05 Desember 2012 14:03 WIB


Prof. Dr. Musa Asyarie membuka seminar dengan Gong Digital

(4/12/2012) Pusat Komputer dan Sistem Informatika (PKSI) UIN Sunan Kalijaga adakan Seminar nasional dengan tema "Digital Lifestyle Experience for Higher Education". Acara  ini diadakan digedung Convention Hall dan dihadiri oleh mahasiswa, dosen, karyawan dan masyarakat umum. Seminar ini dibuka langsung oleh Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Dr. H. Musa Asy'arie dengan Gong Digital. Menurut Ketua PKSI, Agung Fatmanto, Ph.D., kegiatan ini diadakan sebagai komitmen UIN Sunan Kalijaga dalam mewudkan kampus digital dan sebagai upaya membangun budaya  digital di perguruan tinggi. “ Di era globalisassi saat ini, perguruan tinggi harus memaksimalkan pengunaan tekhnologi digital, mengingat perkembangan arus informasi yang begitu pesatnya, hal ini sebagai imbas dari kemajuan dunia digital yang terjadi saat ini. Penerapan teknologi digital juga harus dibarengi dengan peningkatan pengetahuan teknologi komputerisasi bagi seluruh civitas kampus, baik dosen, pegawai dan mahasiswanya, agar menjadi sinergisitas”, tutur Agung Fatmanto yang juga dosen pada Fakultas Sains dan Teknologi. Dalam seminar ini menghadirkan Ryan Fabella (Client Software Architec IBM), Pepita Gunawan (Indonesian Google Southeast Asia dan Agung Fatmanto, Ph.D. sebagai pembicara.
Dalam sambutannya Musa Asyarie menyampaikan bahwa, UIN Sunan Kalijaga akan senantiasa mengembangkan kampus menuju kampus digital, karena, dengan penerapan teknologi digital, semua akses informasi akan menjadi mudah. Perkembangan teknologi yang begitu pesat seharusnya kita manfaatkan dan direspons secara positif, jangan sampe dengan perkembangan itu kita malah menjadi keblinger. “ Saat ini kita sudah dikuasai oleh dunia ‘kotak’, karena sebagian besar alat teknologi yang kita gunakan berbentuk kotak, PC, Monitor, PC Tablet, HP, Laptop semuanya berbentuk kotak. Melihat hal ini, kita jangan sampai dikotak-kotakkan oleh barang ‘kotak’ ini. Karena dengan barang ‘kotak’ ini individualisme akan semakin meningkat, untuk itu filter dalam penggunaan teknologi di era digital ini sangat penting”, tutur Musa.
“ Dalam acara ini juga dihadiri oleh delegasi PTAIN se-Indonesia dan delegasi pusat komputer Perguruan Tinggi dan civitas Mahasiswa se-DIY ”, tambah Agung. *(Doni Tri W-Humas UIN Suka)
  
Sumber : http://www.uin-suka.ac.id/berita/dberita/674

Kamis, 16 Mei 2013

makalah kepemimpinan



MAKALAH KOMUNIKASI ORGANISASI
Kepemimpinan dan Bagaimana Kepemimpinan Nabi Muhammad
Dosen Pengampu: Yani Tri Wijayanti
Di Susun Oleh :
Anna Hanifah
12730079
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN KALIJAGA
2012/2013
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sebagai mahluk sosial manusia selalu membutuhkan komunikasi antara satu dengan yang lainnya. Dari komunikasi tersebutlah seseorang dapat saling berinteraksi dan memungkinkan adanya pertukatan informasi serta pendapat satu dengan yang lainnya. Komunikasi sendiri tidak hanya terjadi antar pribadi atau biasa disebut sebagai interpersonal, namun juga dapat terjadi dalam organisasi. Dan di dalam organisasi sendiri pastilah ada seorang yang di anggap memiliki kemampuan lebih. Seseorang yang memiliki kemampuan lebih itulah yang kemudian di anggat dan dipercaya untuk mengatur yang lainnya yang kemudian di jadikan pemimpin. Seorang pemimpin tidak hanya sembarangan, namun dia juga harus memiliki jiwa kepemimpinan yang kokoh dan serta cerdas. Maka tugas seorang  pemimpin adalah sebagai pengontrol segala sesuatu yang ada pada organisasinya.
Namun menjadi seorang pemimpin bukan perkara yang mudah, karena menjadi seorang pemimpin haruslah menjadi panutan bagi bawahannya atau para anggota dalam organisasi itu sendiri. dan seorang pemimpin sendiri harus memiliki keteguhan hati dan pemikiran yang lebih serta meluas agar dia jadi manusia yang benar-benar bijaksana, minimal menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri agar menjadi manusia yang dapat menyesuaikan dengan keadaan lingkungan sosial
Kepemimpinan sendiri pada hakekatnya adalah proses mempengaruhi atau contoh dari pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasinya. Kepemimpinan bisa juga disebut sebagai seni mempengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan kepercayaan, kehormatan dan kerja sama yang bersemangat demi organisasinya. Contoh kepemimpinan yang benar-benar sempurna dalah islam adalah Nabi Muhammad SAW.
Konsep diatas menjadi dasar perlunya pengetahun lebih dalam tentang kepemimpinan secara umum serta kepemimpinan dalam islam. dan bagaimana kita sebagai umat islam meneladani kepemimpinan Nabi Muhammad SAW, agar kita suatu saat menjadi pemimpin yang benar-benar di jalan kebijaksanaan.
Rumusan Masalah
1.      Apa konsep dasar tentang kepemimpinan (Pengertian, Tipe dan Fungsi)?
2.      Bagaimana sejarah kepemimpinan Nabi Muhammad SAW?
3.      Bagaimana penerapan setiap tipe kepemimpinan dalam kepemimpinan NabiMuhammad SAW?
4.      Struktur jaringan komunikasi apa yang di pakai Nabi Muhammad SAW?
Tujuan Penulisan
1.      Dapat mengetahui konsep dasar tentang kepemimpinan.
2.      Mengetahui sejarah kepemimpinan nabi Muhammad SAW.
3.      Mengetahui bagaimana kepemimpinan Nabi dalam setiap tipe kepemimpinan.
4.      Mengetahui struktur jaringan  komunikasi yang di pakai nabi Muhammad SAW.















BAB II
PEMBAHASAN
1.A    Pengertian Kepemimpinan
setiap organisai pasti memerlukan seorang pemimpin, tetapi kepemimpinan tidak selamanya harus dilaksanakan di dalam organisasi. Maka dengan demikian suatu organisasi akan mewujudkan tujuannya bila dalam organisasi itu memiliki pemimpin yang berusaha melaksanakan dan mewujudkan kepemimpinan yang efektif.
Kepemimpinan pada hakekatnya adalah suatu proses dan seni mempengaruhi dan mengarahkan orang lain dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kerhormatan, dan kerja sama yang sebelumnya dibutuhkan adanya pemberian contoh dari seorang pemimpin kepada pengikutnya untuk mengarhkan tindakan seseorang atau kelomok yang di harapkan akan mencapai kesuksesan tujuan organisasinya. Kepemimpinan sendiri melibatkan tiga hal yaitu pemimpin, pengikut, dan situasi tertentu.
Praktek kepemimpinan berkaitan dengan mempegaruhi tingkah laku dan perasaan orang lain baik secara individu maupun kelompok dalam arahan tertentu, sehingga melalui kepemimpinan merujuk pada proses untuk mebantu mengarahkan dan memobilisasi orang atau ide-idenya.
Maka dari sini dapat disimpulkan bahwa pemimpin tidak sama dengan kepemimpinan, pemimpin adalah orangnya atau pelakunya, sedangkan kepemimpinan adalah cara atau sistim yang dimiliki oleh seseorang.

 B.       Tipe Kepemimpinan
a.      Otoriter
Tipe kepemimpinan ini berada di satu tangan, pemimpin bertindak sebagai pemimpin tunggal yang sangat berkuasa. Kedudukan dan tugas bawahan atau anak buah hanya sebgai pelaksana keputusan serta perintah sekehendak dari pemimpinan. Tipe kepmimpinan seperti ini selalu menggap dirinya sebagai yang lebih pintar di segala bidang di atas bawahannya, dan dia menggap bawahannya tak mampu melakukan apapun tanpa di perintah.
Tipe kepemimpinan ini selalu mengandalkan ancaman dan hukuman serta kekrasan sebagai alay utama untuk menekan para bawahannya, dan para bawahnnya tidak ada pilihan lain selain tunduk kepada pemimpin. Yang sangat ekstrime dari kepemimpinan ini adalah mengabaikan hak asasi manusia para manusia yang ada di bawah kekuasaanya.
Kepemimpinan ini sagat berdampak buruk dalam organisasinya, yaitu dimana menyebankan organisasi ini tak berkembang serta statis karena para anggotanya tidak mampu mengembangkan pemikiran-pemikiran serta kreatifitas mereka karena mereka selalu bekerja di dalam tekanan. Bila kerja selalu dibawah tekanan juga akan mengakibatkan suasanya kerja yang kaku dan tegang. Tipe pemimpinan ini cenderung tidak suka perubahan-perubahan pada sistim yang sudah di jalankan, karena kepemimpinan seperti ini lebih suka dalam keadaan yang aman.
Dalam islam kepemimpinan otoriter pun sangat di tolak dan tidak dibenarkan, karena dikhawatirkan kepemimpinan nya akan berbuat membelakangi Allah dan Rasull-NYA Muhammad SAW. Kepemimpinan otoriter dalam islam dapat di benarkan dan di terima bila manifest nya berupa pemakaian kekuasaan dan wewenang untuk memerintahkan patuh dan taat kepada ajaran islam dan perintah Allah.
b.        Bebas (Laissez Faire)
Dalam kepemimpinana ini pemimpin berkedudukan sebagai simbol. Kepemimpinan di jalankan dengan memberikan kebebasan penuh pada orang yang di pimpinnya dalam mengambil keputusan dan mengembangkan ide-ide mereka. Pemimpin memfungsikan dirinya sebagai penasihat.
c.         Demokrasi
Tipe kepemimpinana ini menempatkan manusia sebagai faktor utama dan terpenting dalam setiap organisasi. Pemimpin memandang dan menempatkan orang-orang yang di pimpinnya sebagai subjek yang memiliki kepribadian dengan berbagai aspekny. Kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan yang aktif dinamis dn terarah. Dalam kepemimpinan ini penagmbilan keputusan sangat mementingkan musyawarah yang di wujudkan pada setiap jenjang dan di dalam unit masing-masing.
Kepemimpinan demokratis selalu berpihak pada kepentingan anggota dan berpihak pada kepentingan anggota, dengan berpegang pada prinsip mewujudkan kebnaran dan keadilan untuk kepentingan bersama. Konsep seperi itu dalma islam berarti sangat mengutamakan perilaku yang mampu membedakan antara yang haq dan batil.
C.        Fungsi Kepemimpinan
a.      Fungsi intruksi
Pemimpin sebagai komunikator utama dalam menentukan pemberian perintah serta keputusan. Dan kepemimpinan yang efektif memerlukan untuk menggerakkan dan memotivasi otang lain untuk dapat melaksanakan perintah dan mewujudkan tujuan organisasinya.
b.      Fungsi konsultasi
Fungsi ini dimaksudkan untuk saling berkomunikasi interpersonal ataupun kelompok utuk sebelumnya mengambil keputusan, melalui konsultasi diharapkan akan menghasilkan keputusan yang maksimal karena berdasarkan musyawarah bersama.
c.       Fungsi paartisipasi
Pemimpin berusaha mangaktifkan orang-orang y ang ada di organisasinya, agar terjadi kesinambunagn untuk saling bekerja sama.
d.      Fungsi delegasi
Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimbahan wewenang dalam pengambian keputusan tanpa persetujuan pemimpinan. Namun orang yang mendapatkan delegasi hanyalah orang yang sangat sangat di percaya dan dapat membantyu kerja pemimpin, dan orang ini harus memiliki persamaan prinsip dan aspirasi dengan pemimpin.

e.       Fungsi pengandalian
Fungsi pengendalian bermaksud bahwa pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang dapat mengatur dan menhgarahkan anggotanya dan dapat mengkordinasi sehinnga dapat mencapai tujuan bersama dalam organisasi.

2.       Sejarah Kepemimpinan Nabi
Kenyataan pertama dalam kepribadaian Rasul Muhammad SAW adalah seseorang yang kepemimpinannya patut diteladani karena ketangguhan Beliau untuk menjadi pribadi yang tidak mudah terpengaruh dengan keadaan sekitarmya. Nabi Muhammad lahir dan dibesarkan di sekitar masyarakat arab yang dalam kebodohan atau jahiliah dan jauh dari agama Allah yaitu Islam.
Walaupun Nabi Muhammad hidup di lingkunagan Jahiliah namun Nabi Muhammad tidak terpenhgaruh apapun, namun Beliau malah menjadi manusia yang sangat istimewa di sekitar lingkunggannya. Aspek yang sangat menonjol dari Nabi Muhammad adalah kejujuran nya dan keramahan beliau kepada semua orang dan serta menjadi manusia yang sederhana dan tidak pernah menggap rendah orang lain.
Kepribahdaian seperti itulah yang merupakan dasar untuk menjadi seorang pemimpin, seseorang yang memiliki landasan yang kokoh, karena seorang pemimpin sangat penting memiliki prinsip hidup yang kokoh serta memgang prinsip itu untuk menjalani hidupny.
Dan karunia yang snagat luar biasa adalah dimana Allah memberikan sifat terpuji bagi semua Rasulnya termasuk Nabi Muhammad SAW, sifat terpuji bagi Rasuul itu disebut sebagai sifat-sifat wajib bagi Rasuul, yaitu diantaranya:
a.       Siddiq (Benar)
Rassul selalu melakukan perbuatan dan menyampaikan sesuatu yang benar, karena Rassul hanya berkata seseuatu yang di wahyukan dari Allah dan dalam kembenaran.
b.      Amanah (Terpecaya)
Sifat ini  berarti Rassul selalu dapat menjaga amanah, dan menyampaikan benar-benar dari allah tanpa di kurangi dan di lebihkan, Rasuul juga selalu dapat menjaga rahasia yang tidak seharusnya di sampaikan ke semua orang sebagai aib.
c.       Tabliqh (Menyampaikan)
Rasuul memiliki kemampuan dalam menyampiakan amanah atau wahyu kepada umat islam lainnya sehingga umat islam lainnya mudah untuk menerimanya dan mudah mengerti yang kemudian segaala sesuatu ajaran dari Allah dan Islam di jadikan pedoman hidup bagi seluruh umat islam.
d.      Fatanah (Pandai)
Sifat ini berarti Allah memberikan tingkat kecerdasan yang tinggi bagi Rasulullah SAW. Kecerdasan ini tidak hanya untuk memahami dan menyampaikan wahyu kepada umat islam lain hinnga mereka mengerti maksudnya,. Kecerdasan juga di bekalkan karena Beliau mendapatkan kepercayaan oleh Allah untuk menjadi pemimpin umat, karena islam adalah rahmat bagi seluruh umat dan sebagai pernyempurna agama. Maka dari itu hanya pemimpin yang cerdas yang mampu memberikan petunjuk, nasehat, serta jalan keluar bila terjadi suatu masalah.
e.       Maksum (Bebas dari Dosa)
Rassul memiliki sifat maksum karena berarti Rasulullah memiliki ahlak mulia yang memungkinkan bagi beliau tidak pernah salah dalam bertindak serta bersabda karena Beliau melakukannya hanya atas dasar petunjuk Allah. Maka semua siafat ini menjadikan Rasulullah SAW menjadi manusia yang paling sempurna dan terhindar dari segala dosa.

Kedudukan Rasul sebagai pemimpin tidak pernah dimanfatakan untuk menumpuk kekayaan dan merampas harta orang, namun Beliau justru hidup dalam kemiskinan seperti masyarakat-masyarakat lain. Sehingga saat Beliau meninggalpun tak ada harta yang patut di jadikan warisan kepada anak cucu, Beliau hanya daat mewariskan Al-Quran dan Hadis, yang warisan itu bernilai lebih dari harta apapun dan warisan bagi seluruh umat islam. Namun pada saat itu karena kesombongan dan kebodohan masyarakat di sekitar Nabi membuat mereka menolak warisan itu.
Kepemimpinan Rasulullah SAW dijalankan dengan kerelaan dan ketulusan bagi kemaslahatan umat islam. Menurut ajaran Nabi beriman tidak hanya sekedar untuk beribadah namun juga harus dapat berperilaku dengan ahlak yang baik.

3.       Penerapan Setiap Tipe pada Kepemimpinan Nabi
a.      Perwujudan kepemimpinan Otoriter
Rasulullah SAW merupakan pemimpin yang sangat keras dalam menghadapi orang-orang kafir yang sellau ingin menenntang ajaran Allah dan islam. selain itu Rasull pun berani berperang demi menjuju jalan yang benar. Rasul pun berani melawan oarang-orang yahudi yang mencoba merusak ajaran islam.
Kepemimpinan Rasul adalah bentuk kongkret dari kepemimpinan Allah SWT, maka otoriter yang berlaku di muka bumi selalu di laksanakan sebagaimana seharusnya. Misalnya Nabai Muhammad memberikan ajaran tentang sgholat 5 waktu yang waktunya sudah di tentukan dan jumlah rakaatnya sudah di tentukan pula maka siapapun tak boleh merubah nya.
b.      Kepemimpinan Lsissez Faire
Dalam menyeru umat manusia trerlihat kepemimpinan nabi yang bebas. Beliau tidak pernah memaksa manusia lainnya, Beliau membebaskan kan manusia untuk memilih agama masing-mesing sesuai dengan keinginan masing-masing. Rasul hanya di perintahkan Allah SWT untuk menyeru dan meperingatkan keberuntungan bagi yang mendengar dan kerugian bagi yang berlaku sombong dan angkuh menolak seruan beliau.
Pada saat berperangpun nabi membebaskan siapa saja untuk mengikuti perang tersebut, niscaya oarang yang ikut berperang di jalan Allah dan kebenaran akan di berikan surga oleh Allah. Pada saat nabi berdakwah keberbagai tempatpun nabi membebaskan semua umat untuk boleh datang atau pun tidak, namun hanya orang-orang beriman lah yang mau datang dan mengikuti ajaran nabi Muihammad SAW.
c.       Perwujudan Kepemimpinan Demokratis
Pada saat kepemimpianna rasul, Beloiau sanagt akrab dengan umatnya dan para sahabatnya. Beliau juga seseorang yang sangat demokratis karena Beliau selalu menerima dan mendengarkan aspirasi-aspirasi dari seluruh umatnya, bahkan Rasul tidak hidup dalam singga sana megah dan tidak memperdulikan rakyatnya, namun Beliau hidep bersama rakyat-rakyatnya. Pada saat menghadapi masalah Beliau selalu mengutamakan musyawarah untuk menyelesaikannya secraa bersama dan rasional, bila suatu masalah tersebut belum ada firman nya dari Allah. Sejak dahulu rasul selalu mengutamakan adanya musyawarah dalam berbagai masalah ataupun untuk menyusun strategi perang sekalipun, Beliau sangat menyukai adanya musyawah karena hal itu di anggap sangat demokratis dan dapat melibatkan banyak orang, disini artinya berarti semua umat sangat di butuhkan dan bermanfaat. Dan Rasul adalah seorang pemimpin yang tidak membeda-bedakan derajat seseorang semua di anggap sama, hanya ketakwaan dan keimanan lah yang membedakannya.

4.                 Struktur Jaringan yang dipakai Nabi Muhammad SAW
Struktur jaringan komunikasi yang di pakai nabi lebih dominan pada bentuk roda, karena dapat dijelaskan bahwa sebagai pusat nya adalah Nabi Muhammad SAW  sebagai komunikator dan sebagai pemimpinnya, yang kemudian informasinya di sebarluaskn kepada seluruh umat islam. Nabi Muhammad menjadi pusatnya karena Bleiaulah yang secara langsung mendapatkan wahyu dari Allah dan petunjuk dari Allah, bahkan Rasul adalah satu-satunya yang diercaya oleh Allah untuk membawa agama islam yang kemudian untuk di ajarakan ke seluruh umat islam hinnga saat ini ajaran nabi Muhammadpun masih terus di jadikan pedoman bagi umat islam. Pada struktur komunikasi ini walupun nabi Muhammad sebagai pusatnya dan pemimpin tak lantas membuat beliau menjadi orang yang sombong dan tidak mau mendengarkan segala sesuatu dari rakyatnya, namun yang di laakukan Nabi adalah tetap terus bermusyawarah dengan umat islam lainnya serta dengan para sahabatnya.
Menurut teori dan model kepemimpinan, Nabi Muhammad adalah seorang pemimpin yang traksasional, di mana beliau adalah seorang pemimpin yang memandu atau memotivasi umatnya dalam arah tujuan yang di tegakkan dengan mmeperjelas peran dan tuntunan tugasnya. Yaitu maksudnya adalah Nabi Muhammad memberikan motivasi kepada seluruh umatnya ke jalan yang benar dan umat islam mengikutu jalan dalam kebenaran. Melalui cara yang halus dan dengan dakwah-dakwah dan tanpa memaksa.






BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kepemimpinan bukanlah pemimpin, jadi pemimpin adalah pelakunya tau orang nya, namun kepemimpinan adalah cara atau sifat dari seorang pemimpin tersebut, kemajuan suatu bangsa atau organisasi tergantung dari kepemimpinan seorang pemimpin. Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi perilaku orang – orang lain agar mau bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.Tipe Menurut maklah ini yang dapat di teladani dari Nabi Muhammad adalah cara beliau memimpin. Beliau tidak hanya menerapkan kepemimpinan yang demokratis dan bebas, tapi di kala tertentu Nabi juga menggunakan kepemimponan yang Otoriter juga, kepemimpinan otoriter ini bertujuan untuk benar-benar menegakkan ajaran Allah yaitu agama Islam. Otoriter ini di gunakan untuk melawan orang-orang kafir yang hidup pada zamannya Nabi.
Sifat- sifat nabi Muhammad yang dapat di jadikan pedoman antara lain adalah Siddiq, Amanah, Tabliqh, Fatanah, beliau adalah seorang pemimpin yang adil dan mengerti dan mau memahami rakyatnya dan Nabi muhammad tidak memanfaatkan kepemimpinan nya untuk menimbun harta untuk kekayaannya sendiri, namun beliau justru mau hidup dengan rakyarnya walaupun dalam keadaan yang miskin.


Saran
Kita sebagai umat islam seharusnya dapat meniru kepemimpinan yang di ajarkan oleh Nabi Muhammad SAW agar kita menjadi seorang pemimpin yang benar, benar dalam ajaran agama dan soaial masyarakat, pemimpin untuk masyarakat agama dan yang paling utama untuk dirinya sendiri. Untuk pemimpin- pemimpin bangsa Indonesia pelajari lah lebih dalam tentang cara kepemimpinan Nabi agar Indonesia semkain maju dan sedikit kemungkianan terjadinya kesalahan yang dilakukan oleh pemimpin, kesalahan memanfaatkan jabatan atau apapun, hiduplah sebagai seorang pemimpin seperti Nabi Muhammad SAW














Daftar Pustaka
Nawawi, Hadari. 1993. Kepemimpinan Menurt Islam. Yogyakarta. Gajah Mada University Press.
Mulyana, Deddy & Veithzal Rival.  2009. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta, Rajawali Pers.
Mulyana, Deddy. 20112. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung. Rosda